Bersekutu Dengan Allah: Dekati, Nikmati Dan Alami Transformasi

. Hits: 282

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 26 Agustus 2018 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Yakobus 4:7 “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari daripadamu!” Kita tidak bisa berkata tunduk kepada Allah, tetapi tidak mau tunduk pada otoritas di atas kita yang telah Tuhan delegasikan baik dalam pekerjaan, pelayanan, maupun pemerintahan. Saat tunduk pada Allah, kita bisa melawan iblis.

1 Samuel 17-17-19, kisah Daud yang disuruh ayahnya untuk mengantarkan bekal untuk kakak-kakaknya di medan perang, hanya menengok, bukan berperang. Daud dengan rendah hati menuruti otoritas Isai ayahnya--yang di atasnya, tanpa meminta upah. Ada penundukan diri. Saat dekat dengan Tuhan, ada kerendahan hati dan penundukan diri, maka Tuhan akan taruh orang itu pada waktu yang tepat, dengan tindakan yang tepat, dengan cara yang tepat, dan hasilnya adalah rencana Allah digenapi.

1 Samuel 17:50, Tuhan taruhkan dalam hati Daud untuk bertindak dengan tepat. Ini adalah awal dari sebuah langkah, makin lama makin naik. Kalau Daud tidak rendah hati dan tunduk pada otoritas (Isai), maka tidak ada perkelahian dengan Goliat. Bila tidak ada perkelahian, Daud tidak bisa mengalahkan Goliat.

Yakobus 4:8 “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu”. Ketaatan membawa kita mendekat pada Allah. 1 Samuel 17:43, Daud memperlihatkan kepercayaannya pada Allah saat dihina Goliat. Ketundukannya pada Allah dan otoritas, membuat Daud mengalami terobosan. Allah bisa tempatkan kita pada kesempatan-kesempatan yang tidak pernah terulang lagi dalam kesempatan yang tepat, kita bisa mengalami terobosan.

Keluaran 20:1-17, Allah berfirman, menurunkan 10 perintah Allah. Suara Allah seperti mengguntur, tapi sayangnya, dalam ayat 18 umat Israel justru memilih berdiri jauh-jauh. Sebagai umat Tuhan belajar mendekat, jangan malah menjauh saat ditegur. Keluaran 20:19, mereka yang takut mati mulai ambil jarak, meskipun di ayat 20 Musa telah menjelaskan bahwa Allah hanya ingin menguji. Kita bisa mencontoh sikap Musa di ayat 21, bangsa itu semakin menjauh tetapi Musa tetap mendekat kepada Tuhan.

Saat Musa mendekat kepada Allah, Musa menikmati Tuhan, dan Tuhan sedang men-transformasi hidupnya. Keluaran 34:29, kulit muka Musa bercahaya setelah ia menghampiri Tuhan, ada kemuliaan Tuhan terbit atas hidupnya. Keluaran 34:30, ketika mulai mendekat pada Allah, orang-orang yang selama ini diremehkan akan disegani. Roma 8:32, kalau kekekalan saja Allah perhatikan (Allah rela serahkan Yesus untuk menebus dosa kita), “bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu” (termasuk kesehatan, keuangan, pengambilan keputusan yang tepat, kesempatan, terobosan, jodoh, dll.). Ketika mendekat pada Tuhan, semua Tuhan cukupkan. Ketika Yesus mengubah air menjadi anggur yang terbaik (wine)--untuk mendapat anggur terbaik butuh waktu 15 tahun-- sepertinya Yesus sedang memadatkan waktu. Ketika menyembuhkan hamba seorang perwira, Yesus tidak datang ke tempat itu, tapi kesembuhan terjadi di kota lain, bukti bahwa Ia adalah Allah atas ruang.

Bilangan 12:3, saat itu Musa dikritik oleh kakaknya yang merasa bisa memimpin sama seperti Musa, tetapi ia tidak melawan. Pembelaan Tuhan nyata atas hidupnya. Musa jadi orang yang lembut hatinya, ada sebuah perubahan, sebelumnya karakter Musa bukan seperti itu, hubungkan dengan Keluaran 2:12, karakter Musa sebelumnya ia tipe orang yang menyingkirkan orang-orang yang tidak sejalan dengannya. Tapi saat melekat dengan Tuhan, karakter kuat dan kerasnya dipulihkan untuk kemuliaan nama Tuhan. Ketika kita di dalam Dia dan Dia di dalam kita, maka Yesus Pokok Anggur yang akan mengalirkan kuasa supaya cabang berbuah.

Ketika kita mendekat pada Tuhan:

1. Yesaya 48:16, Roh Allah menyelidiki segala sesuatu yang tersembunyi, Allah akan memberi hikmat untuk mengambil keputusan yang tepat.

2. Yesaya 48:17, Dia akan mengajarkan pada kita hal-hal yang bermanfaat dan menuntun kita di jalan yang harus ditempuh.

3. Yesaya 48:18, kebahagiaan kita seperti gelombang laut yang tidak pernah berhenti.

4. Yesaya 48:19, dengan mendekat pada Allah, kita mewariskan sesuatu yang besar dan kekal pada anak cucu kita.

Amin.