Hidup Di Bawah Perjanjian Baru

. Hits: 506

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 7 Oktober 2018 Oleh Pdt. Andrew M. Assa 

Daniel 12:4 Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah."

Ketika Tuhan memberikan pewahyuan kepada Daniel, firman Allah belum terbuka. Tetapi Tuhan mengatakan firman Tuhan akan disingkapkan ketika kita menyelidikinya. Ketika menyelidiki firman, pengetahuan akan ditambah dan firman akan dinyatakan, untuk mengubah segala sesuatu bahkan memberkati.

Suksesnya seseorang bukan karena kepintaran. Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat. Suksesnya seseorang ketika kita jadikan Yesus pusat dalam hidup kita. Colossians 1:17 And he is before all things, and by him all things consist. Consist artinya tersusun. Melalui Yesus segala sesuatu tersusun, ada yang baik ada yang tidak, ada susah ada senang, tetapi semua tersusun untuk mendatangkan kebaikan. Roma 8:28. Pusat hidup kita bukan pekerjaan, kepintaran, atau apapun yang ada di dunia, tetapi Yesus. Saat firman Allah kita selidiki, dengan iman kita mengalami firman Allah. Perjanjian Lama bicara tentang peraturan, tetapi Perjanjian Baru dimulai dari dalam.

Ibrani 8:10 "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Ketika kita mendengar firman Allah, bukan hanya sekadar memahami dengan pikiran, tetapi lebih dalam lagi Allah menuliskannya di hati, dan mengalami firman Allah. Tuhan sendiri yang menjadi penguasa atas hidup kita. Siapa yang jadi penguasa dalam hidup kita? Ibrani 8:11, Tuhan yang akan mengajari firman. Inilah Perjanjian Baru yang kita imani.

Bagaimana cara kerja perjanjian baru?

1.  Efesus 1:5 “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.” Dalam Perjanjian Lama kita hidup dibawah peraturan, dan tidak ada satupun yang berhasil mencapai standar ilahi, Roma 3:20. Fokus di Perjanjian Baru adalah bagaimana kita mulai memahami bahwa Allah begitu mengasihi kita dan tidak ingin ada satu pun yang binasa. Yohanes 21:15-17, Yesus 3 kali bertanya pada Petrus, apakah dia mengasihi (agape) pada diri-Nya, dan Petrus menjawab bahwa ia mengasihi (hanya sebatas philia). Petrus hanya mampu memberikan kasih untuk sesama. Saat Yesus menurunkan standar-Nya, apakah Petrus philia kepada-Nya, maka Petrus mulai terfokus pada kasih Allah, bagaimana Yesus mengasihi dia meskipun ia belum bisa mengasihi seperti standar Allah. Fokuslah pada kasih Allah, di dalam kasih Allah kita bertumbuh.

2.  Yakobus 1:25 “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang.” Hukum Perjanjian Baru adalah hukum yang sempurna, bukan membatasi tapi memerdekakan. Yohanes 8:12, bukan soal mengikuti terang Tuhan, tetapi ada firman Allah yang menjadi terang di dalam hidupnya. 1 Petrus 1:3-5, Yesus mati menebus dosa kita, dan Yesus bangkit untuk melahirkan kita kembali. Yang tadinya hidup dalam kegelapan, terang firman Allah mulai muncul dalam hati kita. Allah akan menjaga kita berdasarkan iman sampai sangkakala berbunyi. Matius 23:15-16, Yesus mengecam kemunafikan, yang terlihat kudus tetapi sebetulnya hatinya tidak kudus. 

3.  Roma 3:27-28, kita tidak bisa bermegah karena semua adalah kekuatan Allah, kita bukan orang yang paling suci. Kita dibenarkan hanya karena kita percaya pada Yesus, bukan karena perbuatan kita. Petrus mengutuk dan bersumpah tidak kenal Yesus (Matius 26:74), bahkan sebelum Petrus minta ampun, tapi Tuhan sudah mengingat Petrus (Markus 16:27). Betapa kasih Allah luar biasa, tetap mengingat kita walaupun kita belum menyadari dosa kita. Allah ingin kita diselamatkan dan tidak binasa.

2 Petrus 1:3-4 Kalau sekarang kita hidup dalam kebenaran, semua karena anugerah Allah. Jangan merasa lebih baik dari orang lain. 2 Petrus 3:18 “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.” Kalau kita bisa hidup dalam kodrat ilahi, kita bisa melayani, semua karena kekuatan Allah yang menjaga kita.

 

Amin.