Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 28 Oktober 2018 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Kita akan menjadi seperti yang kita idolakan, kita akan jadi seperti yang kita sembah. Ketika seseorang mengidolakan, maka ia akan menjadi seperti yang ia idolakan. Ketika kita selalu taruh Tuhan di depan kita--seperti Daud (Mazmur 16:8 - I have set the LORD always before me .... KJV), kita akan menjadi seperti yang kita lihat.
1 Samuel 16:18. Daud dikawal oleh kasih setia Tuhan. Daud belum menjadi prajurit, ia masih muda, di pasal 17 barulah ia mengalahkan Goliat. Namun, ia memiliki sikap selalu menyembah Tuhan, manusia boleh mengabaikan tapi Tuhan selalu memandang dia. Ketika Daud punya sikap hati demikian, perjumpaannya dengan Tuhan mengubah hidupnya, bahkan prajurit Saul memberi kesaksian Daud seorang pahlawan yang gagah perkasa dan Tuhan menyertainya (ay. 18).
Mazmur 118:1 - Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Kasih setia Tuhan itu kekal untuk selama-lamanya. Sesudah ayat 1 kita temukan pemazmur juga mengalami masalah seperti kita (ay. 5,12). Seorang yang tempatkan Tuhan di depan bukan berarti tidak mengalami masalah, kasih setia Tuhan ada di depan dan juga menjadi barisan penutup bagi kita (ay. 29), sepanjang jalan Tuhan yang mengawal kita.
Mazmur 118 kemungkinan ditulis oleh Daud yang menubuatkan Mesias. Mazmur 118:22,26 digenapi ketika Yesus masuk ke kota Yerusalem menjelang paskah, orang-orang mengelu-elukan Dia. Siapa yang dikawal kasih setia Tuhan? Mazmur 118:2, Israel bangsa pilihan Tuhan dikawal kasih setia Tuhan, firman Allah bukan hanya untuk mereka, tapi untuk kaum Harun--satu suku yang melayani Tuhan--juga. Ketika kita hidup dalam takut akan Tuhan, kasih setia-Nya belum berakhir, Ia mengasihi kita dengan kasih yang kekal, yang tak terbatas, hubungkan dengan Yeremia 31:4.
Daud alami kasih setia Tuhan di hidupnya. 1 Samuel 16:11, Daud belum menjadi apa-apa, bahkan dalam keluarganya ia tidak dianggap ketika Samuel akan mengurapi salah satu anak Isai menjadi raja, hanya kakak-kakaknya yang dikumpulkan oleh ayahnya dan Daud sendiri sedang menggembalakan domba (Mazmur 27:10). Mazmur 78:70,71, Daud tidak pernah mempromosikan diri, tapi ada sepasang mata Tuhan yang memperhatikan dia. Seorang yang dikawal kasih setia Tuhan, aman, tidak perlu mempromosikan diri supaya terangkat. Ketika melekat dengan Tuhan, Tuhan yang mempromosikan, Daud selalu mengasosiasikan dirinya dengan Tuhan.
1 Samuel 17, fase kehidupan Daud berikutnya, secara de jure ia sudah diurapi menjadi raja tetapi secara de facto ia belum menjadi raja, ia tetap menggembalakan domba. Satu kali ayahnya menyuruh ke medan perang untuk menyampaikan bekal pada kakak-kakaknya, bukan untuk berperang. 1 Samuel 17:11, ribuan tentara Saul gemetar hanya karena Goliat. Yesaya 30:17, ketika mau bersaing dengan dunia, dunia akan lebih cepat. Yesaya 30:15 - "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Ketika kita mencari Tuhan, di situ letak kekuatan kita. 1 Samuel 17:45, Daud tidak punya senjata lain, ia hanya punya Tuhan yang menjadi kekuatan yang tak terbatas. Daud punya perkataan iman, ia tidak membawa apa-apa untuk memenggal kepala Goliat, bukan ‘sok berani’, tapi ia sedang menubuatkan karena ia disertai Tuhan (ay. 46).
Mazmur 115:11-15. Tuhan pertolongan kita, ketika dikawal kasih setia Tuhan, bukan lembing tombak yang menjadi andalan kita. 1 Samuel 17:46-47. Daud punya keyakinan karena dia aman dikawal kasih setia Tuhan.
2 Samuel 22:2-4, Daud sudah menjadi raja yang sukses, ia sadar kalau ia ada karena kasih setia Tuhan, karena kebaikan Tuhan. Daud berikan pengakuan dalam 2 Samuel 22:31 - Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
2 Samuel 23:1-5, menjelang Daud mati, Daud pun sadar Tuhan yang menegakkan perjanjian kekal, di dalam firman-Nya ada perjanjian kekal. Daud aman karena dijaga oleh Tuhan.
Amin.

