Miliki Cara Hidup yang Baik

. Hits: 240

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 9 Desember 2018 Oleh Pdp. Rawuh Widodo

1 Petrus 2:11-12 - "Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka."

Gaya hidup yang baik harus dimiliki orang percaya seperti nasihat Petrus bagi orang-orang percaya di perantauan (dunia) karena kewarganegaraan kita adalah warga negara sorga. Di zaman kekaisaran Roma, orang percaya tidak memiliki hidup yang menyenangkan, karena dianggap pemberontak kaisar. Tetapi rasul Petrus menasehatkan harus tetap memiliki cara hidup yang baik. Salah satu cara memberkati bangsa-bangsa adalah kita menjadi terang. Kebaikan hati adalah ciri orang percaya (Filipi 4:5), menjadi tanda yang bisa dilihat oleh orang lain.

Cara hidup yang baik bisa diartikan sebagai indah, bagus, lebih tinggi, cocok, terpuji, mengagumkan. Milikilah cara hidup yang terpuji, mengagumkan, di atas standar umumnya. Orang percaya lebih dari pada orang biasa lakukan. Diperlakukan tidak baik pun tetap menunjukkan kebaikan hatinya. Baik secara moral, mulia, terhormat. Bisa menjadi berkat buat orang lain dan bangsa-bangsa. Dunia cenderung memperhatikan yang jelek. Orang percaya dengan cara hidup yang baik, tidak ada celah untuk dihakimi.

Cara lain untuk hidup yang baik adalah menjauhkan diri dari keinginan daging. Perbuatan daging seperti racun yang membahayakan, maka Tuhan tekankan untuk menjauhi karena bisa mengancam keselamatan jiwa. Kalau kita main-main, karena merasa kuat, tanpa sadar kita sedang meracuni jiwa. Dalam jiwa kita ada pikiran dan kehendak. Apabila jiwa kita dikuasai oleh keinginan daging, maka cara berpikir kita akan salah. Untuk memiliki sikap hidup yang baik, didukung oleh cara pandang yang benar, pola pikir yang benar, keinginan yang benar. Jauhi hal-hal yang membuat pikiran terbolak-balik, tidak bisa membedakan mana kehendak Tuhan dan mana yang bukan.

Kejadian 39:1-6, Yusuf manis sikapnya dan elok parasnya. Sekalipun ia seorang budak, tetapi Yusuf memiliki sikap hidup yang baik. Ayat 3, dilihat tuannya bahwa Yusuf disertai Tuhan. Orang Mesir tidak menyembah Allah, tetapi mereka melihat penyertaan Allah pada Yusuf. Dari sikapnya, mereka bisa melihat siapa yang ada di dalam Yusuf. Yusuf memberikan teladan sikap hidup yang benar dan baik untuk tuannya. Kejadian 39:7-9, Yusuf memilih untuk menuruti kehendak Allah daripada menuruti keinginan hatinya. Ia sadar kalau hidupnya disertai Tuhan, ia menjaga sikap yang bermoral, menjauhi keinginan daging supaya hidup menjadi berkat.

Daniel 1:8, kenajisan bisa membuat hubungan dengan Tuhan terhalang. Daniel berketetapan tidak mau menajiskan dirinya. Ia memiliki pengenalan yang benar dengan Tuhan. Dari kisah penawanan bangsa Yehuda di Babel, semua perkakas bait Allah dirampas, dibawa ke Babel. Mereka menganggap YHWH tidak sebanding dengan dewa Babel. Namun, bagi Daniel, Allah yang ia sembah adalah Allah yang berkuasa, yang sanggup menjaga dan memelihara kehidupannya. Daniel 3:15 - ... Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" Seperti intimidasi, seolah-olah tidak ada yang dapat menyelamatkan. Namun, Sadrakh, Mesakh, Abednego tetap berkeyakinan bahwa Allah yang sanggup menolong dan melepaskan dari perapian yang menyala-nyala. Mereka punya pengenalan dan dapat menunjukkan imannya. Bangsa yang tadinya menghina Allah Israel, akhirnya mengakui Allah sebagai penolong. Daniel pun mengalami pengalaman iman Tuhan menolong saat ia dimasukkan ke dalam gua singa sehingga binatang buas itu tidak mencium bau daging di tubuhnya. Daniel serta Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menunjukkan imannya dengan berani, sehingga bangsa yang tidak mengenal Allah berbalik mempercayai Allah.

Yesus dianggap sebagai pribadi yang lemah oleh banyak orang, lahir di kandang, mati disalib. Tapi kita punya pengakuan iman, Dia adalah Allah yang berkuasa, yang sanggup membebaskan dan melepaskan.

Daniel 6:4, 25-26, apa yang dituduhkan Darius tidak terbukti. Daniel disertai Allah yang berkuasa, Allah yang sanggup menolong.

Amin.