Rahmat dan Hikmat

. Hits: 456

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 6 Januari 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Kita semua menerima anugerah Tuhan, penyertaan Tuhan itu salah satu bentuk anugerah Tuhan. Allah memberikan anugerah, pengampunan kepada kita berdasarkan pengetahuan Allah tentang dosa dan tentang kasih-Nya kepada kita. Jadi bukan tergantung kita. Sejak awal ketika manusia jatuh dalam dosa, yang bertindak memberikan jubah kebenaran adalah Allah. Allah tahu dosa tidak bisa diselesaikan oleh manusia dengan kekuatannya sendiri. Dosa seperti kusta. Allah memberi perumpamaan dalam Imamat 13 (peraturan kalau orang kena kusta). Imamat 14 berisi peraturan tentang seorang yang sembuh dari kusta. Tapi kenyataannya selama 1.500 tahun Hukum Taurat berlaku, Imamat 14 tidak ada yang menggenapi, kecuali Naaman, orang Aram yang disembuhkan, jadi ia tidak harus melakukan peraturan Imamat 14. Ini baru digenapi setelah Yesus lahir dan memulai pelayanan-Nya. Dalam Matius 8 ada seorang kusta yang disembuhkan pertama kali. Ketika kita mau hidup dalam anugerah Allah, kita akan menerima anugerah Tuhan.

Tentang anugerah dan hikmat kita dapat belajar dari Kitab Ester. Tidak ada satu nama Tuhan tertulis di dalamnya, karena penulis kitab Ester menyadari mereka ada di pembuangan karena kesalahan sendiri. Paham Yahudi mereka mensakralkan tujuh sebutan nama Tuhan: YHVH, El, Eloah, Elohim, Shaddai, Tsvaot, Eheyeh. Kalau sudah tertulis tidak boleh dihapus karena nama Allah yang kudus, sehingga ketika mau menyebut-Nya mereka hanya menyebut B’shem atau Heshem. Sekalipun dalam kitab Ester tidak ditemui satu pun nama Allah, dalam penulisannya ada 5 akrostik (penggalan huruf-huruf pertama dari setiap perkataan): 4 akrostik YHVH (Ester 1:20; 5:4; 5:13; 7:7) dan 1 akrostik HYH (Ester 7:5). Contoh akrostik: Yohanes 19:20,21. Kenapa imam-imam memprotes tulisan di salib yang disuruhkan Pilatus—ingat, Pilatus bukan orang Yahudi? Dalam bahasa Ibrani: YHVH (Yeshua HaNazarein VMelekh HaYehudim) artinya Yesus orang Nazaret Raja Yahudi, tulisan itu menyatakan sebuah pengakuan bahwa yang disalib adalah Allah sendiri.

Sekalipun mereka merasa di dalam riwayat hidupnya tidak layak menuliskan nama Allah karena kesalahan nenek moyang, tapi Tuhan sendiri menampakkan diri lewat setiap kata. Hubungkan dengan Yohanes 10:3,14,27. Allah mengenal kita dengan nama masing-masing. Mengenal = ginosko idiom untuk hubungan badan suami istri, kenal secara pribadi luar dalam. Zaman sekarang, dunia tidak lagi menghargai kepribadian orang hanya mengenal nomor saja. Roma 8:29,30. Ketika Allah mengenal kita, Ia punya rencana membawa kita pada kemuliaan-Nya supaya kita serupa dengan Yesus, dan Yesus menjadi kakak sulung kita. Yesus paling tahu kita tidak bisa melepaskan kusta dosa dengan kekuatan sendiri, Ia ingin memakaikan jubah kebenaran (Yesaya 61:10).

Contoh:

Yohanes 8:1-6. Ketika Yesus mengajar di Bait Allah, datanglah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi membawa seorang perempuan yang tertangkap sedang berzinah. Tujuan mereka untuk mencobai Yesus, supaya bisa menyalahkan Yesus. Sebetulnya peraturan Musa berkata keduanya (laki-laki dan perempuan yang berzinah) harus dihukum mati (Imamat 20:10, Ulangan 22:22-24). Tapi mereka hanya tempatkan perempuan itu di tengah-tengah untuk dirajam batu.  Yesus hanya berdiam diri, menulis di tanah—di halaman bait Allah hanya ada batu-batu penutup tanah dan Yesus menulis di tanah, sebetulnya Yesus sedang genapi 2 Korintus 3:7, peraturan Taurat itu terukir di loh batu, pelayanan Taurat itu pelayanan menuju ke kematian.

Yohanes 8:7-10. Perempuan ini sudah tidak punya harapan, tapi ia dengar suara Yesus: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Tidak ada satu pun yang mengelilinginya yang tidak berbuat dosa, kecuali Yesus. Yesus sebetulnya yang layak untuk melemparkan batu pertama karena Ia tidak berdosa. Yesus bukan meniadakan hukum Taurat tapi Yesus genapi hukum Taurat. Yohanes 8: 9 (KJV) ketika mereka mendengar perkataan Yesus, mereka merasa tertuduh dengan kesadaran mereka terhadap dosa, tidak ada satupun yang layak untuk menghukum karena mereka berdosa.  Yesus mau kita menerima anugerah-Nya. Yesus tutupi ketelanjangan perempuan ini dengan jubah kebenaran-Nya.

Yohanes 8:11; 1 Tesalonika 5:9. Yesus tahu dosa kita tapi Ia bertindak menebus dosa kita. Yohanes 3:17. 2 Timotius 2:19. Tuhan sudah mengampuni kita, jangan berbuat dosa lagi! Tuhan beri kesempatan untuk kita, Allah mau pulihkan kita.

 

Amin.