Ringkasan Kotbah Minggu Sore, 27 Januari 2019 Oleh Pdt. Frans Z. Assa
Tulisan Yesaya terdiri dari 66 pasal, ia memerlukan waktu selama 40 tahun untuk menulis ini. Yesaya setia menunggu suara Tuhan. Bukankah Allah sangat peduli dengan kita sehingga Ia pakai Yesaya. Maukah kita punya kesetiaan menanti suara Tuhan, berjumpa dengan Tuhan? Yesaya lewati masa 40 tahun itu selama 4 raja memerintah (raja Uzia, raja Yotam, raja Ahas, dan raja Hizkia). Kitab Yesaya mempunyai urutan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan suku Yehuda.
Bagian pertama: Yesaya pasal 1-39, saat Yehuda berada dalam ancaman kerajaan Asyur, mereka hidup menderita, karena kerajaan ini begitu kejam dan bengis. Kenapa sampai raja kafir disebut hamba Tuhan? Tuhan pakai mereka untuk mendidik dan mengajar orang-orang percaya melalui sikap, reaksi, atau perkataan mereka.
Bagian kedua: Yesaya pasal 40-55, masa pembuangan, bangsa ini ditawan ke Babilonia. Mereka hancur tanpa harapan. Bukan hanya manusianya, kekayaannya juga diangkut semuanya.
Bagian ketiga: Yesaya 56-66, mereka yang diangkut di Babel selama 70 tahun dan pulang kembali ke Yerusalem, mereka perlu pendampingan, mereka perlu diyakinkan. Mereka menjadi orang miskin sehingga dikirimlah nabi-nabi untuk meyakinkan bahwa Tuhan masih mau memenuhi janji-janji-Nya. Inilah bentuk kegelapan yang menimpa bangsa Israel–dalam hal ini suku Yehuda. Tuhan masih sisipkan bahasa harapan yang berisi belas kasihan pada bangsa ini.
Karena ada beberapa sasaran yang harus dicapai, bangsa itu harus dihibur, dibangkitkan imannya. Maka kitab Yesaya diberi tema “He is Prince of Peace atau Yesus adalah Raja Damai”. Peace diangkat dari bahasa Latin pax artinya ditata yang rapi. Yesus adalah Raja yang mampu menata dengan rapi. Yesus mampu menata dengan baik semua yang sudah rusak.
Yesaya 8:23, “Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu ....” Ada saatnya Tuhan bangkitkan mereka.
Yesaya 9:1, “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.” Tuhan masih tetap menyediakan harapan. Harapan dari Tuhan tidak sama seperti yang manusia berikan, karena harapan yang Dia berikan pasti terjadi. Ketika Tuhan menolong seseorang, Tuhan menunduk dan mengangkat orang yang ditolong. Secara pribadi Ia menolong kita, seperti dalam Yesaya 66:12-13, Tuhan adalah Allah yang Mahakuasa, tetapi Ia tidak enggan mengaku: “Saya bagaikan seorang ibu”. Dia pangku, Dia belai, luka-luka Ia obati.
Suatu saat pasti ada pemulihan, masih ada harapan bagi pribadi-pribadi yang berjalan dalam kegelapan. Buktinya Yesaya 60:2, kegelapan—yang menghancurkan, kegelapan yang menyakitkan, menyusahkan, menghancurkan—akan menimpa dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah bumi, ketika bencana alam terjadi, banyak orang yang menjadi korban. Dimensi kedua kegelapan—yang mengerikan, merugikan—yang menimpa manusia (Mikha 7:1-4). Walaupun ini merupakan fakta yang tidak bisa dihindari, namun dalam Yesaya 60:2 masih memuat harapan terang Tuhan terbit atasmu dan kemuliaan Tuhan menjadi nyata atas kehidupan kita. Apakah hal ini bisa terjadi? Hubungkan dengan Kejadian 48:8-13, saat Yakub—keadaan matanya sudah tidak bisa melihat—akan memberkati anak-anak Yusuf yaitu Manasye dan Efraim, hal-hal yang ajaib ini terjadi. Yusuf tempatkan Manasye di sebelah kanan dan Efraim di sebelah kiri Yakub. Saat memberkati, posisi tangan Yakub menyilang, Efraim mendapat berkat tangan kanan—berkat utama/khusus. Di sinilah kedaulatan Allah berlaku. Efraim yang artinya tanah—tidak pernah diperhitungkan, dianggap tidak punya kelebihan—diangkat menjadi orang yang istimewa, diberkati.
Tangan yang disilangkan itu berbicara tentang salib yang mengubah semua, salib bisa mengangkat dan mempromosikan seseorang. Hakim-hakim 11:2-3, Gilead, mengambil istri seorang perempuan sundal, lahirlah Yefta. Gilead menikah lagi dengan perempuan baik-baik dan lahir anak-anak Gilead lainnya. Mengetahui latar belakang ibu Yefta, saudara tiri dan ibu tirinya mengusir dia. Yefta lari dan tinggal di Tob. Di sana ia bergaul dengan para preman dan perampok. Ia berpikir tidak ada yang membelanya, termasuk ayahnya. Hakim-hakim 11:7-8, Yefta diangkat menjadi pemimpin. Salib Tuhan dapat mengangkat seseorang, menjamah seseorang, dapat membuka jalan bagi seseorang, menjawab semua pertanyaan yang tidak dapat kita jawab. 1 Korintus 1:18, salib adalah kuasa Allah, kuasa salib luar biasa.
Amin.