Di Bawah Urapan Kasih Karunia

. Hits: 292

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 10 Maret 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Ibrani 8:10-12. Kalau Tuhan berkata,  “Sebab aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka,” kenapa kita ragu? Ibrani 10:17, Yeremia 31:31-34. Tuhan sudah ampuni dosa kita, bukan karena korban kita, tapi karena korban Yesus di kayu salib. Kuasa Tuhan lebih besar dari dosa kita. Kita harus lebih percaya kepada firman.

1 Samuel 8,ketika bangsa Israel minta seorang raja, mereka menolak kepemimpinan Tuhan. Mereka meminta sesuatu yang nyata. Tuhan tetap ingin menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat-Nya. Akhirnya  Samuel mengurapi Saul menjadi raja Israel. 1 Samuel 10:1 - Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak [a vial of oil – KJV], dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: “Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh disekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri. Hubungkan dengan Wahyu 16:1 - … and pour out the vials of the wrath of God upon the earth. Buli-buli (vial) artinya cawan. Cawan erat hubungannya dengan murka Allah. Saat Saul diurapi, Samuel membawa buli-buli atau cawan minyak. Saul sudah ada di bawah kepemimpinan Allah, tapi dia selalu seperti ada di bawah murka, sehingga dalam kehidupan Saul pesan yang keluar dari hidupnya selalu tentang kemarahan.

Roma 5:1-5, kita dibenarkan bukan karena perbuatan tetapi karena iman. Hanya oleh Yesus, kita punya akses kepada kasih karunia. Jangan berdiri dan bermegah karena apa yang bisa kita kerjakan, tetapi berdiri dan bermegah karena kasih karunia Allah. Ketika melewati kesengsaraan, Tuhan sedang merawat kita untuk menjadi mempelai Kristus, Ia ingin temukan ketekunan, tahan uji dan ada pengharapan. 1 Samuel 13:13, Allah punya hati untuk Saul, sebetulnya Saul dipersiapkan Tuhan untuk memimpin Israel selamanya. Saul hanya meresponi kemarahan, hidup di bawah urapan kemarahan. Ganti ia mengandalkan Tuhan, ia mulai mengandalkan kekuatannya sendiri. Hidup berdasarkan apa yang dia lihat, hasilnya justru ketakutan (1 Samuel 14:52; 13:7; 17:11). Jangan berdiri di atas kemampuan/ kebenaran diri sendiri, tetapi berdirilah di atas kemurahan Allah.

1 Samuel 16:1 - … isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Untuk Daud, Tuhan beri perintah secara spesifik. Tabung itu berasal dari tanduk domba jantan. Ada domba jantan yang dikorbankan. Korban bicara tentang kasih karunia. Ketika kita percaya pada Yesus, Ia adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Kita diurapi dengan kasih karunia Allah. Kita ada saat ini bukan karena kebenaran kita, kita terima pengurapan, semua karena kasih karunia.

Mazmur 78:70-71, Daud dipilih Allah justru ketika dia rutin mengerjakan tanggung jawab sehari-hari, Daud diangkat dari kandang ke dalam istana. Kerjakan rutinitas segenap hati. Karena pelayanan sejati bukan hanya di tempat ibadah. Ketika Allah sedang membentuk kita menjadi pengantin sorga, kita melewati treatment. Jangan kecewa ketika ada dalam kesengsaraan.

1 Samuel 16:13, Daud diurapi dengan minyak yang keluar dari tabung tanduk kasih karunia. Kemana pun Daud pergi, ia bawa kabar baik dan hidupnya memberkati, 1 Samuel 17:17. Sekalipun ia diremehkan kakak-kakaknya (1 Samuel 17:28), mereka salah paham terhadap Daud, ia tetap meresponi Allah bukan amarahnya. 1 Samuel 17:34-36, Daud berani bukan karena dia punya kekuatan, tetapi karena dia tahu dia ada di dalam janji Allah. 1 Samuel 22:1-2, Daud tidak pernah memilih prajuritnya. Sebetulnya mereka tidak memenuhi syarat karena bermasalah. Tetapi Daud tetap gembalakan dengan setia, memimpin dalam kasih karunia Allah. 2 Samuel 23:8-10, kondisi kita boleh buruk, tetapi kita ada di dalam urapan kasih karunia Allah, tetap pegang pedang roh yaitu firman Allah. 1 Tawarikh 11:10-14, ketika Daud dan Eleazar dikepung orang-orang Filistin, mereka berada di Pas-Damim (= telapak tangan yang berdarah, bicara tentang penebusan), dan tetap memegang pedang roh. Mereka berdiri di atas kasih karunia, penebusan. Ketika kita terima urapan kasih karunia, berdirilah di atas kasih karunia, pegang terus firman Allah, Ia akan memberi kemenangan.

Amin.