Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 23 Juni 2019 – Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Keluaran 19:5,6 - Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Kata ‘sungguh-sungguh’ dalam bahasa aslinya menggunakan kata ‘shama’, kata ‘mendengarkan’ juga menggunakan kata ‘shama’. Tuhan memberi sebuah kepastian jika sungguh-sungguh mendengar (shama shama) dan berpegang pada firman-Nya, kita akan menjadi harta kesayangan Tuhan, menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Hasil mendengar: percaya, apa yang yang kita dengar mempengaruhi pikiran. Ketika kita sungguh-sungguh mendengarkan, akan lebih mudah berpegang, berjalan dalam pimpinan Tuhan. Firman bukan hanya sekadar masalah rohani tapi ketika kita lebih sungguh-sungguh mendengar, membuat sinyal rohani kita lebih peka kepada Tuhan yang empunya bumi/pemilik jagad raya.
Kepada siapa kita lebih peka?
Hubungkan dengan Ulangan 11:13, kita bisa beribadah dengan segenap hati dan jiwa, diawali dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah Tuhan. Ulangan 11:11-14. Di Tanah Perjanjian ada gunung dan lembah, tetaplah maju, menabur. Tuhan akan memberikan hujan pada masanya, ada penyediaan Tuhan dan mata Tuhan mengawasi dari awal sampai akhir.
Nabi Yesaya hidup di zaman raja Ahas (ayah raja Hizkia), dan ketika pemerintahan raja Hizkia, ia sampaikan Yesaya 55:3. Tuhan berjanji kalau kita sungguh-sungguh mencari Dia, kita akan hidup. Kita bukan tipe yang kuat memegang janji, tapi Tuhan mengikat perjanjian-Nya ketika kita sungguh-sungguh mendengar.
2 Raja-raja 18:1,2. Raja Ahas bukan seorang ayah yang baik, ia penyembah berhala. Kenapa Hizkia lakukan yang berbeda dari ayahnya? 2 Raja-raja 18:3-6, karena apa yang Hizkia dengar mempengaruhi pikirannya. Hizkia punya kehidupan yang luar biasa karena berpaut pada Tuhan. Kadang kita berpikir kalau sudah berpegang pada Tuhan akan baik-baik saja, tapi tidak demikian (ay. 13). Raja Hizkia menghadapi permasalahan, diserang oleh Sanherib raja Asyur. Raja Sanherib mengerti apa yang didengar bisa mempengaruhi pikiran. 2 Raja-raja 18:29-30, ia serang raja Hizkia dengan berita-berita hoax melalui utusannya supaya seluruh bangsa tidak percaya pada Hizkia dan Allahnya Hizkia. Hati-hati dengan apa yang kita dengar, kalau tidak membangkitkan iman, sendengkan telinga untuk yang membangkitkan iman.
2 Raja-raja 19:15 - Hizkia berdoa di hadapan TUHAN dengan berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! ... Setiap tahun imam Harun harus membubuhkan darah lembu untuk menebus dosanya, darah domba di atas kerubium/tutup pendamaian (Imamat 16:2). Ketika darah dibubuhkan di atas kerubium, Allah hadir di sana. Yesus adalah Imam Besar kita, Ia membawa darah-Nya sendiri (Ibrani 4:14,16). 2 Raja 19:15,16, Hizkia selama ini mendengar ibu dan kakeknya mengajarkan firman, berharap hanya pada Tuhan dan tidak akan pernah sia-sia, sehingga ia berani datang berdoa di hadapan Tuhan. Apa yang Hizkia dengar itu mempengaruhi kepercayaannya (ay. 18-19). Ibrani 4:16, 2 Raja-raja 19:29-30, kalau kita datang ke tutup pendamaian itu, kita akan melihat pembelaan Tuhan, ada satu janji Tuhan dan Tuhan buktikan perjanjian-Nya (ay. 35-37). Hizkia tidak berperang, ia bertindak berdasarkan imannya, Tuhan-lah yang bertindak. Pembelaan Allah terjadi atas hidup Hizkia.
Yesaya 55:11-12, firman Allah pasti berhasil ketika kita dengar dengan sungguh-sungguh, karena yang merancangkan firman adalah Tuhan sendiri. Kalau Tuhan yang berfirman, gunung dan masalah Tuhan buat menjadi sebuah keuntungan.
2 Tawarikh 32:21-23. Sesudah peristiwa itu Tuhan bentengi Hizkia, banyak orang memuliakan Tuhan, dan Tuhan karuniakan barang-barang (kebutuhan jasmani). Allah bekerja rohani dan jasmani ketika kita punya kepercayaan yang benar. Yesaya 55:13, keberadaan semak duri menjadi pohon sanobar yang memberkati hidup kita, kecubung yang membuat mabuk menjadi pohon murad lambang kebenaran (Zakharia 1:8). Kapan itu terjadi? Ketika kita imani firman, bukan kita yang mewujudkan tapi Allah yang berfirman yang akan melaksanakannya.
Amin.

