Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 18 Agustus 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Dirgahayu Indonesia! Kita dimerdekakan dari dosa, dari kelemahan dan keterbatasan kita, untuk berekspresi dalam jalan-Nya Tuhan. Ketika kita bicara tentang kemerdekaan kita memang berbeda tetapi Tuhan ingin di dalam perbedaan itu kita menjadi satu. Sama seperti jari-jari kita berbeda semuanya, tangan kanan dan kiri berbeda. Manusia senang seragam, tapi Allah senang membuat keberagaman. Di dalam keberagaman kita bisa satu tujuan. Perlu diikatkan di dalam sebuah kesatuan hati sehingga sama-sama bergerak, kita akan berfungsi.
Sebelum nabi Yeremia sampaikan pelayanan, sebetulnya sudah didahului oleh nabi Yesaya. Dari 66 Kitab Yesaya terbagi 3 bagian. Kitab Yesaya 1-39 adalah suara Tuhan karena keprihatinan terhadap kebobrokan umat Tuhan yang menolak Tuhan. Yesaya 40-55, suara Tuhan untuk umat Tuhan yang dibuang ke Babel. Ketika ada seseorang yang tidak mau taat, ketidak-taatannya membuat ia alami konsekuensi. Kabar baiknya Yesaya 56-66 umat Tuhan dipulihkan, kembali ke Yerusalem.
Kalau kita menanti-nantikan Tuhan, ada kuasa yang besar. Yesaya 30:18, ketika kita responi Tuhan, bergantung pada Tuhan, maka kita akan berbahagia karena Tuhan juga menanti-nantikan untuk menyayangi kita. Sayangnya bangsa Israel enggan untuk mulai bergantung pada Tuhan (ay. 15).
Yesaya 30:16-17. Tuhan sudah berbicara pada umat-Nya, dengan bertobat dan tinggal tenang terletak kekuatanmu. Mereka coba berusaha dengan kekuatan tapi malah lenyap. Ini terjadi ketika Goliat menantang barisan Saul, seluruh pasukan Saul gemetar (1 Samuel 17). Yosua 23:10, ini janji Tuhan “satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu orang, sebab TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu”. Namun, umat Tuhan enggan berharap pada Tuhan, tidak mau menanti-nantikan Tuhan. Ketika firman Allah diimani, itu akan membuat berhasil semua pekerjaan yang kelihatannya mustahil.
Nabi Yeremia hidup satu zaman dengan Yehezkiel dan Daniel, namun keberadaannya berjauhan.Yeremia ada di Yerusalem, Yehezkiel dan Daniel ada di Babel. Yehezkiel—orang biasa dan tinggal di kota, Daniel tinggal di istana, tapi mereka sama-sama tawanan. Mereka peka dengan suara Tuhan dan mau responi Tuhan.
Yeremia 29:7,10. Usahakanlah kesejahteraan dimana kita ditempatkan dan Tuhan punya waktu menepati janji-Nya. Nabi Yeremia menerima pewahyuan setelah 70 tahun, menurut manusia terlambat, tapi bagi Tuhan tidak ada kata terlambat. Nabi Yeremia berada di Yerusalem, letaknya jauh dari Babel, ketika terima pewahyuan ia hanya tuliskan di gulungan kulit. Tuhan bergerak bagi Yeremia dan Tuhan juga bergerak di Babel.
Daniel 6:11, Daniel adalah seorang pegawai istana, bukan pengangguran, ketika ia sadar ia diangkat oleh Tuhan, ia punya kebiasaan berdoa. Matius 6:6 berdoalah secara tersembunyi (secretly), Bapa akan membalas secara terbuka. Daniel biasa berdoa, Daniel bisa tangkap isi Tuhan, ia terima pewahyuan firman Allah (Daniel 9:2,3; Yeremia 33:3), sehingga ia menjadi bagian-bagian kebangunan rohani yang Tuhan mau kerjakan. Tuhan akan pulihkan bangsaku, ketika Daniel tahu firman ini, ia tidak berpikir doa itu tugasnya rohaniawan. Dimana pun Tuhan tempatkan kita, mulailah terus berdoa. Tuhan sedang memakai kita menjadi pemulih bangsa. Daniel tidak pernah kembali ke Yerusalem, tapi apa yang ia doakan, satu per satu digenapi.
Yesaya 45:13, kalau Tuhan mau bekerja, Tuhan bisa gerakkan penguasa tertinggi. Daniel mulai berdoa untuk bangsanya. Allah menggerakkan Koresh raja kafir menggenapi firman-Nya, ini dialami Ezra (Ezra 1:1). Ini adalah saatnya penggenapan firman Allah atas hidup kita, jangan sampai luput, orang lain yang mengalami. Kalau Tuhan sudah bergerak, tidak ada satu kuasa yang bisa menahan. Kenapa nubuatan Yeremia bisa terjadi? Karena ada Daniel yang berdoa.
Ketika ada seorang berdoa, Tuhan genapi firman-Nya. Ezra 5:1, Hagai dan Zakharia, mereka adalah nabi yang masih muda. Allah bisa pakai semua orang, tapi maukah kita menanti-nantikan Tuhan? Hagai 2:4-6. Hagai dipakai Tuhan untuk menegur karena mereka mengabaikan Rumah Allah, dan ia menyampaikan penguatan hati kepada bupati, kepada imam-imam. Zakharia 4:6-7. Zakharia juga menubuatkan, kalau kuasa Tuhan berlaku maka gunung bisa menjadi tanah rata. Ezra 6:14. Pembangunan bisa terjadi karena mendengar suara Tuhan. Kejayaan Indonesia tergantung juga waktu kita mendengar suara Tuhan dan berdoa. Ratapan 2:19, ketika menghadapi kemustahilan, curahkan hati pada Tuhan, nantikan Tuhan.
Amin.

