Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 1 September 2019 – Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Yohanes 17:23, Yesus punya kesaksian bahwa Bapa di sorga mengasihi kita sama seperti Bapa mengasihi Yesus. Bilangan 11:22-23, ketika bangsa Israel di padang gurun, Tuhan luluskan keinginan mereka untuk makan daging—kebutuhan jasmani, justru Musa yang meragukan kuasa Tuhan. Kalau Tuhan mau memberkati, Tuhan tidak pernah kekurangan sumber daya. Yesaya 40:31, tetaplah menanti-nantikan Tuhan, orang yang menantikan Tuhan seperti burung rajawali yang terbang. Rajawali cukup mengembangkan sayapnya karena ia diangkat dan diperkuat aliran udara (air stream).
Ester 6:13 - Dan Haman menceritakan kepada Zeresh, isterinya, dan kepada semua sahabatnya apa yang dialaminya. Maka kata para orang arif bijaksana dan Zeresh, isterinya, kepadanya: "Jikalau Mordekhai, yang di depannya engkau sudah mulai jatuh, adalah keturunan Yahudi, maka engkau tidak akan sanggup melawan dia, malahan engkau akan jatuh benar-benar di depannya."
Mordekhai dan Ester ada di negeri asing, sekalipun mereka berada di pembuangan, mereka tetap memberikan kontribusi yang baik untuk negeri itu. Sudahkah kita memberikan kontribusi yang baik untuk negeri kita?
Haman menjadi marah ketika ada peraturan harus menyembah setiap kali pejabat raja lewat, tetapi Mordekhai tidak mau lakukan karena Mordekhai hanya menyembah Tuhan. Haman berniat menggantung Mordekhai pada keesokan harinya dan merencanakan pembunuhan satu bangsa. Kalau kita tetap tinggal dalam Tuhan, kerjakan bagian kita, ada Tuhan yang membela hidup kita. Malam itu raja tidak dapat tidur dan membuka buku catatan sejarah, ia teringat pada Mordekhai yang pernah melaporkan ada usaha untuk membunuh raja, namun belum mendapatkan upahnya. Pagi itu Haman hendak melapor kepada raja untuk menggantung Mordekhai. Ia mengira dirinya akan mendapat penghargaan ketika raja menanyakan upah yang akan raja berikan pada orang yang sudah berjasa pada raja. Haman mengusulkan supaya orang itu dipakaikan jubah raja, dinaikkan kudanya raja dan diarak dengan bersorak inilah orang yang dihormati raja. Ternyata yang mendapatkan penghargaan itu adalah Mordekhai. Tuhan tetap pegang kendali atas hidup kita.
Amsal 19:17 - Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. Ketika kita hidup dalam ketaatan, kita benar-benar ada di bawah sayap-Nya. Pemberi akan selalu beruntung, Tuhan yang akan bela hidup kita. Apa yang bisa kita beri/bagikan?
1. Kita bisa memberi kuasa kerajaan yang Tuhan sudah beri bagi kita. Matius 10:7-8. Hidup kita menjadi kabar baik, menjadi perwakilan (duta) Kerajaan Sorga di muka bumi. Menghadirkan Kerajaan Sorga di muka bumi.
2. Membagikan apa yang Tuhan sudah berikan. Matius 25:15-16, 20. Tuhan memberikan kesempatan, karunia, talenta, Tuhan ingin kita menjadi berkat lewat apa yang bisa kita berikan. Matius 5:40, ketika kita memberikan perhatian kepada salah seorang yang hina, kita telah melakukan untuk Tuhan.
3. Pemberian yang kita bagikan itu sebenarnya sebuah ucapan syukur. 2 Korintus 9:6-12. Ketika kita punya sikap kita bagikan ucapan syukur kita—yang ada di tangan kita, Tuhan akan sediakan benih dan roti, Tuhan lipatgandakan sehingga kita limpah dengan ucapan syukur. Hubungkan dengan Yohanes 6:11 - Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Peristiwa yang sama ditulis dalam Markus 6:41. Ketika kita sedang mengucap syukur, kita sedang mengucapkan berkat. Orang yang bersyukur bisa membagikan, yang melipatgandakan adalah Tuhan sendiri.
Ibrani 11:6 - Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Allah kita adalah Allah yang memberikan upah jauh melampaui yang kita pikirkan dan doakan.
Amin.

