Rancangan Tuhan Terhadap Sang Pemberi

. Hits: 286

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 15 September 2019 – Oleh Pdt. Toni Aris Santoso

Kisah Para Rasul 20:25 - ... bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."

Berbicara tentang memberi, seorang anak Tuhan harus tahu bahwa memberi itu sangat penting dalam hidup orang percaya. Kata “memberi” dalam Alkitab ditulis sebanyak 2.642 kali. Memberi bukan hanya sekadar materi. Roma 12:1, memberi diri/tubuh punya pengertian yang luas, berbicara tentang semua yang bisa kita lakukan yang berkenan kepada Tuhan. Roma 5:8, Yesus sudah meneladankan pada kita, memberi diri untuk menebus dosa-dosa kita. Ketika kita memberi pengampunan pada orang lain, itu pemberian yang terbaik juga. Mazmur 73:21, ketika ada kepahitan dalam hidup kita tanpa mau melepaskan pengampunan, akan berdampak pada tubuh kita—sakit. Tapi ketika kita lepaskan pengampunan, pemulihan dari Tuhan terjadi.

Pemberian tidak lepas dari kemurahan hati, belas kasih dan kepedulian. 1 Korintus 13:4. Ada pemberian dengan terpaksa, contoh ketika seseorang berhadapan dengan perampok, dengan terpaksa ia akan menyerahkan hartanya untuk mempertahankan nyawanya. Sebagai anak Tuhan jangan memberi dengan terpaksa, sama seperti kita “dirampok”—bukan pemberian yang berkenan kepada Tuhan.

2 Korintus 9:7. Ketika kita memberi dengan harus punya kepedulian, belas kasih dan kemurahan hati, maka kita akan memberi dengan ucapan syukur pada Tuhan. Murah hati artinya tidak pelit, penyayang, pengasih, suka memberi, penolong, kepedulian, dan harus disertai perbuatan. Contoh: Lukas 10:25-37. Orang Farisi mencobai Yesus dengan bertanya bagaimana ia beroleh hidup kekal dan bertanya tentang siapa sesama manusia. Yesus berikan perumpamaan tentang ini, ada seseorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho dan dirampok. Saat itu ada imam—hamba Tuhan yang lewat, hanya menoleh dan tidak peduli. Lalu seorang Lewi—pelayan Tuhan lewat, juga tidak punya kepedulian. Dan ada seorang Samaria—orang kafir lewat, yang justru menolong orang yang dirampok tadi. Orang Samaria musuh orang Yahudi tapi malah memberikan yang terbaik, bukan hanya sekadar peduli tapi bertindak, timbul belas kasihan bahkan menanggung pengobatan hingga orang Yahudi itu sembuh tanpa peduli batas-batas “permusuhan” itu. 

Kenapa kita harus memiliki kemurahan hati? Lukas 6:36 - Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Seorang anak biasanya mewarisi sifat-sifat orangtuanya. Sebagai anak-anak Tuhan, seharusnya sifat-sifat Tuhan menurun pada anak-anak-Nya. Ketika Yesus memberi teladan kemurahan hati, biarlah kita mau mengikuti jejak-Nya.

Kata “memberi” ditulis berulang-ulang dalam Alkitab, berarti itu penting. Belajar dari Yesus tentang kemurahan hati akan mendatangkan sesuatu yang baik dalam hidup kita. Contoh kemurahan hati: Matius 18:21-35, seseorang harus bisa menghargai kemurahan hati orang lain. Ketika raja memberikan pengampunan kepada orang yang berhutang 10.000 talenta, orang ini ini tidak mau memberi pengampunan kepada orang lain yang berhutang 100 dinar kepadanya. Akhirnya raja memasukkan orang ini dalam penjara.

Orang yang murah hati berbuat baik pada diri sendiri (Amsal 11:17), disebut orang benar (Mazmur 37:21). Apa rancangan Tuhan terhadap orang yang punya kemurahan hati ?

1. Amsal 19:17. Ketika kita bermurah hati, kita menaruh posisi memberi bukan sekadar memberi uang, tapi memberi sebuah tindakan belas kasihan meneladani Yesus. Tuhan akan membalas apa yang sudah kita kerjakan. 

Contoh: Kisah Para Rasul 9:36-41. Tabita semasa hidupnya banyak bersedekah untuk banyak orang. Ketika meninggal, orang-orang yang sudah ditolong datang karena mereka merasa kehilangan dan telah melihat kebaikan hati Tabita. Orang yang punya kemurahan hati mereka akan mendapat sesuatu yang luar biasa, Tuhan sudah persiapkan sesuatu yang baik.

2. Yesaya 58:7-8. Ketika seseorang punya kepedulian dan menunjukkan belas kasihan, Tuhan akan pakai hidup mereka, diberkati dan menjadi berkat bagi orang lain. Contoh: ketika Daniel memberikan yang terbaik, ia tidak binasa di kandang singa, ia makin diberkati dan menjadi berkat. Yusuf yang telah memberikan pengampunan, Tuhan sertai hidupnya.

Jadilah pelaku firman, memiliki kepedulian, belas kasihan dan kemurahan hati.

Amin.