Ringkasan Khotbah Ibadah Thanksgiving, 20 Oktober 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Hidup kita bukan ditopang oleh kekuatan kita, tetapi oleh firman Allah. Meskipun ada target yang belum tercapai, tetap mengucap syukur, kita sedang mengucapkan berkat yang kita terima. Yohanes 6:11 - “Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.” Seringkali kita berpikir bahwa apa yang ada pada kita adalah milik kita, bukan milik Tuhan. Sama seperti anak kecil yang sadar untuk memberikan bekalnya pada Yesus. Markus 6:41, kita ada di dalam Yesus. Saat mengucap syukur, kita sedang memberkati apa yang ada di dalam hidup kita. Saat kita mengucap syukur, belas kasihan-Nya tidak pernah gagal.
Ratapan 3:22, “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,” [It is of the LORD'S mercies that we are not consumed, because his compassions fail not – KJV]. Hanya karena belas kasihan Tuhan maka kita tidak binasa, karena belas kasihan-Nya tidak pernah gagal. Kadang kala kitalah yang berubah. Iblis senang mengaum dan menelan kita, dengan tuduhan dosa-dosa kita. Sehingga kita berpikir kita kotor dan enggan datang ke gereja. Jangan hanya tinggal dalam kesadaran kalau kita berdosa dan berhenti di sana. Move on, datang pada Tuhan, dan firman-Nya akan memandikan kita. Amsal 17:8, “A gift is a precious stone in eyes of him that hath it, whithersoever it turneth, it prospereth.” Dalam Terjemahan Lama diartikan “Bahwa hadiah itu laksana permata yang indah-indah kepada orang yang empunya dia, bagaimana dibalik-balikkannya, maka bercahaya juga rupanya.” Seringkali manusia menganggap kita orang yang sudah tercemar dengan dosa, tetapi ketika Tuhan menciptakan kita, kita adalah batu yang mulia. Sekalipun kondisi dosa membuat manusia berada di tengah lumpur, jangan hanya sekedar menyesali, mulai ijinkan firman bekerja.
2 Korintus 12:9, “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” Ada kelemahan yang dituliskan rasul Paulus. Roma 7:22-26, Paulus menuliskan kelemahannya yang lain, saat ingin melakukan firman tetapi tubuhnya tidak sepakat dengan pikirannya. Namun, kasih setia Tuhan tidak pernah gagal. Hampiri tahta kasih karunia, pandanglah kepada Yesus. Roma 8:1, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Dengan kekuatan sendiri, kita tidak bisa menjadi kudus. Hanya karena korban Yesus, maka kasih</span>-<span lang="EN-US">Nya tidak pernah gagal saat kita beriman. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; line-height: normal;">Seperti Yunus yang merasa berhak marah karena Tuhan tidak menghukum bangsa Niniwe, ia merasakan kasih Tuhan yang tidak pernah gagal. Niniwe yang jahat sekalipun, dikasihi Tuhan. Bila ada sesuatu yang perlu diselamatkan, panggil nama Yesus. Matius 1:21, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Yeshua artinya Juruselamat, tugas utamanya yaitu menyelamatkan. Dalam kondisi tidak berdaya, sebut namaYesus, karena Dia adalah Juruselamat. Tuhan pakai kegagalan Yunus, menjadi pewahyuan bagaimana Yesus mati. Matius 12:38-40, orang Farisi dan ahli Taurat mengerti firman, tetapi menolak Yesus yang merupakan perwujudan kasih karunia Allah yang nyata (Titus 2:11). Yunus sudah salah, tetapi Yesus tidak mengungkit kesalahan Yunus, melainkan menyebut peristiwa Yunus di perut ikan sebagai rujukan peristiwa yang akan Yesus alami.
2 Timotius 2:20-21, Tuhan pakai hidup kita untuk maksud yang mulia. Kalau kita tetap setia, Tuhan persiapkan kita untuk perkara mulia. 2 Timotius 2:19, “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan." Tuhan kenal saat hidup kita baik-baik saja. Tuhan jaga hidup kita. Meskipun kita terkontaminasi dosa, berharaplah pada kasih-Nya yang tidak pernah gagal. Kuasa Tuhan terlebih besar dari keadaan kita.

