Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 10 November 2019 Oleh Pdt. Bambang Tri Susilo
Mazmur 78:52-54 - disuruh-Nya umat-Nya berangkat seperti domba-domba, dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di padang gurun; dituntun-Nya mereka dengan tenteram, sehingga tidak gemetar, sedang musuh mereka dilingkupi laut; dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, yakni pegunungan ini, yang diperoleh tangan kanan-Nya;
Mazmur 78:1 merupakan ungkapan Asaf agar kita ingat ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, bukan atas kehendak sendiri. Waktu mereka berseru, Tuhan bertindak mulai dari tulah pertama hingga tulah kesepuluh. Saat diijinkan keluar dari Mesir, mereka dipimpin oleh Tuhan. Kita adalah umat yang dipimpin Tuhan, kalau Tuhan yang memimpin, kemampuan-Nya tidak boleh diragukan. Kata “Allah” menunjuk satu oknum yang besar, agung, yang kepada-Nya kita harus tunduk dan memberi hidup kita.
Bagaimana cara Allah memimpin karena Ia oknum yang tak terlihat?
Ketika Allah memimpin, secara umum :
1. Secara langsung saat Ia hadir memimpin.
Keluaran 13:21. Berupa tiang awan dan tiang api mempimpin bangsa Israel. Allah hanya lakukan seperti ini pada bangsa Israel.
2. Melalui visi, mimpi dan penglihatan.
Contoh: Yusuf, sebelum sampai di Mesir, ia bermimpi matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembahnya; berkas-berkas gandum mengelilingi dan sujud menyembah berkasnya. Yohanes, Tuhan bimbing melalui penglihatan sehingga ia bisa menulis kitab Wahyu. Kejadian 31:13, Yakub (Israel), Tuhan pimpin lewat mimpi. Allah kita adalah Allah yang kreatif.
3. Melalui kebenaran/firman-Nya.
Mazmur 119:1. Ketika Daud menjadi raja, kesukaannya hidup menurut Taurat Tuhan. Yang disebut Taurat bukan hanya 5 kitab Musa. Memang di saat itu Taurat adalah 5 kitab Musa dan 613 aturan yang harus dihidupi oleh orang Israel. Untuk pengajaran kita saat ini, Taurat adalah firman Allah, keseluruhan Alkitab. Penulis Perjanjian Baru memberitahu bahwa kita tidak lagi mengikuti Taurat, sebab saat itu ada orang-orang yang mau kembali ke Taurat. Karena Taurat sudah digenapi oleh Yesus di dalam hukum kasih. Hukum kasih mengatur hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama. Bagi umat Perjanjian Baru, kita harus hidupi firman, firman menjadi gaya hidup kita, tandanya punya kasih kepada Tuhan dan kepada sesama.
Bagaimana sikap kita ketika kita dipimpin oleh Tuhan?
1. Percayalah kepada Tuhan.
Amsal 3:5, kalau kita mau dipimpin oleh Tuhan, kita harus percaya Tuhan dengan segenap hati. Kita tidak bisa bersandar pada pikiran kita, karena pikiran kita terbatas untuk memahami segala sesuatu. Pengetahuan Tuhan tidak terbatas, bahkan hidup kita terencana/dirancang oleh Tuhan. Ketika Tuhan panggil Abraham untuk keluar dari Urkasdim, Tuhan sudah punya rancangan. Kejadian 12:1-3, ada beberapa kata “akan”, artinya ini belum terjadi, baru ada dalam rencana. Kalau kita berencana, itu tidak salah, hanya biarlah kehendak Tuhan yang jadi. Tuhan tahu persis yang terbaik untuk hidup kita, yang perlu kita lakukan adalah percaya kepada Tuhan. Ibrani 11:1, kata “iman” = aman (bahasa Ibrani), berpegang teguh, percaya pada oknum yang kita pegang.
Saat berjaya mudah untuk percaya kepada Tuhan, namun, ketika di titik nol perlu iman. Saat ada tantangan apakah kita bisa percaya Tuhan, mempercayai yang memimpin hidup kita?
2. Ikutilah perintah/firman Tuhan.
Mazmur 119:105, Firman adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita, mari ikuti. Yosua 6:1-4. Yang perlu kita lakukan adalah seperti Yosua dan seluruh orang Israel ketika berhadapan dengan Yerikho kota yang berkubu. Demi menuruti firman Tuhan, mungkin anggapan orang lain kita ini dianggap gila, tapi tetap lakukan itu dengan setia, ikuti saja perintah-Nya. Yang terjadi di hari yang ketujuh, setelah mereka tujuh kali mengelilingi, bersorak dan kota Yerikho yang berkubu itu runtuh karena mereka mengikuti instruksi Tuhan.
Apakah kita setiap hari mengikuti instruksi Tuhan dan firman menjadi gaya hidup kita? Pertolongan besar, terobosan terjadi kalau kita mengikuti perintah-Nya. Yohanes 21:18, kadang ada hal yang tidak kita senangi, tapi kalau itu instruksi Tuhan, orang yang dewasa secara rohani akan ikuti perintah-Nya.
Amin.

