Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 24 November 2019 Oleh Pdt. Iwan Artiyanto
Betapa pentingnya untuk kita dipimpin oleh Tuhan. Ketika Allah membentuk manusia, manusia diberi kehendak bebas, manusia bisa mengambil keputusan dalam hidupnya ia mau dipimpin Tuhan atau tidak.
1 Samuel 8:4-5 - Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain."
Dalam Keluaran 19:6 ketika Tuhan memimpin orang Israel keluar dari Mesir, Tuhan membentuk kerajaan imam, Allah sendiri yang memimpin (Theokrasi). Tetapi kemudian orang Israel melalui tua-tua menginginkan seorang raja atas mereka. Alasannya karena mereka mengalami keadaan buruk ketika mereka tidak dipimpin raja. Mereka mulai menolak Tuhan sebagai pemimpin dan minta seorang raja. Ulangan 17:14-15. Sebenarnya Tuhan sudah punya rancangan dan belum saatnya mereka dipimpin raja. Tuhan meluluskan keinginan mereka dipimpin oleh seorang raja—kehendak Tuhan yang diijinkan. Saat mereka menolak kepemimpinan Tuhan, mereka mengalami kemerosotan. 1 Samuel 8:9-17, Tuhan juga memberi peringatan kalau mereka dipimpin oleh seorang raja ada hal-hal yang akan mereka alami, mereka menderita kesesakan dan diperbudak.
Kenyataan manusia: Yeremia 10:23, Amsal 14:12, Yesaya 55:8-7, manusia tidak berkuasa menentukan jalannya. Setelah dipimpin raja, keadaan tidak semakin baik tapi semakin buruk. Mereka berteriak kembali pada Tuhan, minta dipimpin Tuhan, tapi Tuhan tidak menjawab.
Markus 4:35-38, jangan tunggu masalah datang, baru kita mengijinkan Tuhan pegang kendali hidup kita seperti murid-murid Yesus saat angin ribut melanda. Mereka membiarkan Yesus berada di buritan (belakang) kapal. Seharusnya Yesus yang menjadi nahkoda mereka. Dalam pengiringan kepada Tuhan, Tuhan tidak menjanjikan semua baik-baik saja, tapi ijinkan Tuhan memimpin hidup kita.
Lukas 15:11-15, anak bungsu ini meminta warisan kepada bapanya. Ketika ia berada di rumah bapanya, ia berontak pada orangtuanya, tidak mau dipimpin. Anak bungsu ini memlih meninggalkan rumah, memboroskan hartanya, hidup berfoya-foya. Akhirnya ia melarat, bahkan makan dari ampas makanan babi. Lukas 15:17-18, ia pun menyadari keadaannya dan kembali kepada bapanya. Hubungkan dengan Galatia 5:19-21, kalau kita memilih untuk jauh di luar tuntunan Bapa, hidup kita dipimpin oleh daging, tidak layak untuk masuk dalam Kerajaan Allah. Yang dilakukan oleh Bapa: kasih-Nya mau memulihkan dan menyembuhkan kita.
Keluaran 33:14-15 - Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?" Ketika bangsa Israel membuat patung lembu emas, mereka jatuh dalam penyembahan berhala dan Tuhan ancam tidak mau menuntun mereka. Musa bersyafaat kepada Allah untuk bangsa yang tegar tengkuk ini. Musa memohon kepada Tuhan dan Tuhan menjawab. Akhirnya Musa mengerti betul pentingnya pimpinan Allah dalam hidupnya.
2 Tawarikh 7:14 - dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. Titus 2:11, hanya kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan, selamat sampai tujuan yang dikehendaki. Yesaya 46:3-4 - ... Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Mazmur 139:13-14, Amsal 3:5-6. Tuhan yang tahu betul setiap hidup kita, kekurangan/kelemahan kita. Kita ini manusia terbatas, tapi ada tangan Tuhan yang menuntun hidup kita, ini janji Tuhan. Allah mampu memelihara hidup kita. Allah sanggup menyelesaikan masalah hidup kita.
Amin

