Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 8 Desember 2019 Oleh Pdt Andrew M. Assa
Matius 7:24-25 – [7:24] "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. [7:25] Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Orang yang suka mendengar firman dan melakukannya tidak berarti bebas masalah. Ketika turun hujan, kemudian ada banjir, banjir tetap melanda semua. Lalu ada angin—tidak kelihatan tapi pengaruhnya dirasakan—angin kekuatiran, tawar hati. Yosua 1:9 - Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi." Yosua memang akan menghadapi babak baru di tanah Kanaan, ada tantangan. Tuhan tahu kita menghadapi tekanan besar, kita akan menggenapi janji Tuhan tapi jangan kecut dan tawar hati. Ulangan 6:5, ketika Tuhan berkata, “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu,” pada awalnya “kelihatannya” Tuhan yang disenangkan tapi itu membuat keuntungan bagi kita. Berikan seluas-luasnya hati, jiwa dan kekuatan kita untuk mengasihi Tuhan, seluas itu juga Tuhan tanggung beban kita.
Filipi 4:13 - Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Bagaimana kekuatan Allah bisa bekerja dalam hidup kita? Sebesar/seluas yang kita ijinkan Tuhan bekerja, sesuai saluran yang kita beri kepada-Nya. Yusuf bisa saja disusahkan oleh saudara-saudaranya, tapi karena dia mengasihi Tuhan seluas-luas hatinya, Tuhan buat dia berhasil (Kejadian 39:2). Kejadian 39:20,21, Yusuf boleh ada di penjara, tapi Tuhan menyertainya dan membuat dia menjadi kesayangan kepala penjara. Saat di penjara tidak ada yang memperhatikan dia, tapi Yusuf tetap mengasihi Tuhan. Di saat ada tekanan sekalipun tetaplah mengasihi Tuhan.
Efesus 3:20 - Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. Bagaimana Tuhan mau sediakan kalau “salurannya” membatasi? Berapa banyak kali kita beralasan, padahal waktu kita membuka hati seluas-luasnya lebih mudah bagi Tuhan untuk bekerja. Ubah pola pikir kita. Seluas apa kita sediakan akses untuk Tuhan bekerja dalam hidup kita?
Allah sudah memikirkan kita sebelum kita ada. Efesus 1:3,4. Ia telah mengaruniakan segala berkat rohani (eulogia pneumatikos) = segala sesuatu yang asalnya dari sorga. Kita ada di pikiran Tuhan sebelum dunia dijadikan. Kalau Allah sampaikan firman, Allah bukan sekadar basa-basi. Ada tiga langkah ketika kita mau meresponi Dia:
1. Disiplinkan kita pada perkara yang positif.
Filipi 4:6-9. Bagaimana kita menerima berkat yang melampaui akal kalau kita hanya memberi saluran yang sebatas akal? ... semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Ketika bangsa Israel sampai di Mara, mereka menjumpai air yang pahit, Tuhan berkata pada Musa untuk memasukkan sepotong kayu—bicara tentang salib. Ketika Musa memasukkan sepotong kayu, air itu bisa diminum.
2. Kita baharui pikiran kita lewat firman.
Roma 12:2. Injinkan firman jangan menjadi informasi tapi mentransformasi (mengubah) hidup kita. Daniel 11:32 - ... tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak karena kekuatan dari firman (perkataan Allah).
Mazmur 119:130, 25, ketika firman disampaikan, apa yang mati bisa hidup kembali seperti saat Yesus berada di depan kubur Lazarus.
3. Perkatakan firman.
Yosua 1:8 - Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Sama seperti lembu selesai merumput, ia akan kembali memamah biak, perkatakan firman, baca firman karena kita menikmati firman.
Amin.

