Menjadi Serupa Dengan Yesus Lewat Menantikan Dia

. Hits: 222

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 23 Februari 2020 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Ketika kita menantikan Tuhan, Tuhan bawa kita makin menjadi serupa dengan Kristus. Untuk menjadi serupa dengan Kristus, ada harga yang harus dibayar. Lukas 9:23-26. Tak ada mahkota tanpa salib, itu sebabnya Yesus berkata: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (ayat 23). Ketika kita menantikan Tuhan berarti kita mengikut Tuhan terus, tertuju pada Yesus. Yesus adalah wujud kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah akan terus bekerja ketika kita mengikut Tuhan, bukan berarti semuanya beres, aman tanpa ada badai dan goncangan. Namun, kita akan terima keajaiban saat melewati permasalahan.

Lukas 18:18-22. Yesus tahu kondisi seorang muda yang datang kepada-Nya. Ia seorang yang potensial, kaya raya, punya kuasa. Ia datang pada Yesus, ada maksud yang baik, tapi ada juga “maksud yang tersembunyi” (ayat 22). Ia membanggakan apa yang ada dalam dirinya—sudah melakukan 10 perintah Allah. Yesus menjawab orang muda ini diawali dengan hukum ke-6 sampai hukum ke-9, diakhiri hukum ke-5, kelima hukum ini bisa dilihat orang. Kalau manusia selalu hitung-hitungan dengan Tuhan, Tuhan berkata kurang satu lagi. Ketika anak muda ini bangga dengan semua itu, Yesus singgung hukum ke-10 (bicara tentang ketamakan) yang begitu menyita hatinya. Hukum yang ada hubungan dengan hukum pertama, uang sudah menjadi tuannya. Tuhan tidak anti kekayaan, tapi Tuhan tidak ingin hidup kita dikuasai uang. Uang harus jadi budak kita—bukan menjadi mamon—kita kelola sesuai kehendak Tuhan. Ketika orang muda ini dengar, ia lalu pergi. Yesus tidak membenci orang muda ini, sekalipun ia datang pada Yesus dengan tujuan yang salah. Markus 10:21, Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya.

Lukas 19. Yesus bertemu dengan Zakheus, seorang kaya yang benar-benar tidak punya “modal”, dia langgar semua firman Allah untuk mendapatkan kekayaannya. Yesus hadir di rumah Zakheus. Zakheus dalam perjumpaannya dengan Yesus ia berkata setengah dari hartanya diberikan pada orang miskin, setengahnya ia bayar ke orang yang dirugikan, diganti 4 kali lipat. Menurut logika Zakheus jatuh miskin, tapi itu tidak pernah dituliskan. Hari itu terjadi terobosan ekonomi di kota Yerikho.

Ketika Tuhan sampaikan firman-Nya seperti menyangkali daging. Kata menyangkali berarti: tidak mengijinkan ketidakbenaran membentuk hidup kita, tidak meresponi hal itu sebagai yang normal. Seringkali perkara yang tidak benar dianggap normal. Yang seringkali dianggap normal: kesombongan, iri hati, nafsu amoral, amarah (marah sampai hilang kendali), serakah, rakus, malas, kejahatan.

Yesus pernah dicobai hal yang sama. Matius 4:3,4. Yesus sedang berpuasa 40 hari 40 malam. Iblis datang dan perintahkan untuk mengubah batu menjadi roti. Iblis sentuh kebutuhan jasmani-Nya. Yesus menjawab manusia hidup bukan dari yang jasmani (Ulangan 8:3). Percobaan kedua, Yesus di tempatkan di bubungan Bait Allah dan disuruh untuk menjatuhkan diri-Nya. Iblis sedang mencobai ego-Nya. Iblis tahu firman, ia gunakan Mazmur 91, tapi iblis tidak mengimani firman. Sangkali diri kita, karena Tuhan yang bertindak bagi diri kita. Ulangan 6:16. Percobaan ketiga, iblis akan berikan semua kerajaan dunia dan kemegahannya jika Yesus mau sujud menyembah kepadanya. Jangan menjual iman kita. Yesus meresponi firman dan berkata: “Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.” (Ulangan 6:13).

Ketika kita menyangkali diri, rasanya seperti tertekan. Efesus 3:16 - Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu. Kata “menguatkan” menggunakan kata dunamis (power, strengthen, kapasitas). Ketika ada tekanan, Tuhan sedang perbesar kapasitas kita, perluas area kita. Dan ketika Tuhan yang perluas area kita, maka setiap jengkal tanah hidup kita akan terima tekanan yang lebih kecil.

Matius 11:29,30. Belajarlah kepada Yesus, ketika ada tekanan, ingat Tuhan sedang perbesar kapasitas kita. Ketika sedang menantikan Tuhan, saya tetap harus menantikan Tuhan walaupun harus menyangkali diri (memikul kuk). Kata “kuk” menggunakan kata zugos, artinya pasangan keseimbangan, sepasang batu keseimbangan, seperti timbangan. Saat ada tekanan, jangan takut, Tuhan jadi zugos kita, Tuhan bisa jadi kekuatan yang lebih berat dan kita terima kekuatan dari Tuhan.

Amin.