Arahkan Pandanganmu Pada Yesus

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore 14 Juni 2020 – Oleh Pdp. Suparyanti

Mazmur 123:1-2, “Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga. Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuanmemandang kepada tangan nyonyanya.” Fokus yang benar dan senang melihat matahari yaitu pribadi Yesus. Tuhan tidak hanya tinggal di sorga, tapi Ia juga memerintah dan memegang kendali di sorga.

Arti dari fokus adalah pandangan kita mengarah pada satu tujuan. Ada kekuatan yang luar biasa pada sikap fokus. Seperti kaca pembesar yang diarahkan pada satu titik di bawah matahari, dapat membakar. Fokus dibutuhkan dalam segala aspek, jasmani maupun rohani. Namun, banyak orang percaya yang tidak menempatkan Tuhan menjadi fokus utama.

Roma 8:29-30, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”

Dia punya rencana bagi orang yang tinggal di dalam Kristus.

Waktu Yang Tepat Bertindaklah Tepat

Written by Lois.

 

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 7 Juni 2020 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

 

Kadang kala Tuhan ijinkan sepertinya harus sembunyikan kita. Tuhan ijinkan kita alami sesuatu yang sepertinya tidak menyenangkan. Seperti Musa, ia dididik menjadi pangeran Mesir, tapi ketika ia coba wujudkan rencana Allah buat dia dengan kekuatan sendiri, hasilnya dia membunuh orang Mesir dan menguburkan di pasir, sehingga Tuhan harus “sembunyikan dia”. Perjanjian Lama menuliskan karena takut Musa pergi ke Midian, tapi Perjanjian Baru (Ibrani 11) tidak pernah menuliskan ketakutan Musa. Allah tahu kondisi alamiah kita, tapi Ia melihat kita di dalam Yesus, di dalam kebenaran. Kenyataannya Musa lari karena takut tapi kitab Ibrani menuliskan Musa tidak takut karena ia ada di dalam iman. Tuhan ijinkan Musa disimpan 40 tahun di bawah pengawasan imam di Midian, kemudian ia menikah dengan anak imam itu. Sepertinya Musa dibiarkan menjadi tua di sana. Kalau Tuhan yang menyimpan, kita tidak pernah kehilangan kesempatan. Tepat waktunya Tuhan, umur 80 tahun Musa dipakai Tuhan untuk memimpin bangsanya keluar dari Mesir untuk masuk ke Tanah Perjanjian. Bahkan Musa masih diberi kesempatan 40 tahun ketiga untuk memimpin.

Longing The Lord With Attitude

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 24 Mei 2020 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Bagaimana sikap kita menantikan kedatangan-Nya? Tetaplah berkumpul di sekitar korban Kristus, seperti burung rajawali berkumpul di sekitar bangkai. Di situlah kita diingatkan karena kematian-Nya, saya punya kehidupan. Karena Pribadi itu menjadi Pribadi yang terkutuk oleh Allah, saya menerima berkat. Karena Pribadi itu dijadikan berdosa, saya dibenarkan. Karena Dia menjadi miskin, supaya di dalam kemiskinan-Nya saya menjadi kaya.

Ketika Nuh sedang menantikan semua yang Allah sampaikan kepadanya, Nuh membangun bahtera selama 100 tahun (sejak umur 500 tahun-Kejadian 5, ketika Nuh masuk dalam bahtera umurnya 600 tahun-Kejadian 6). Untuk menggenapi janji Allah, perlu sebuah sikap tetap bersemangat, tetap bekerja, taat, tetap lakukan dengan setia, dan Nuh menerima hikmat dari Allah. Di dalam bahtera pun harus punya sikap yang baik untuk ijinkan janji Allah terjadi. Allah tidak beritahukan berapa lama mereka—Nuh, istri, anak-anak, dan menantunya beserta dengan ribuan binatang yang dikumpulkan Allah—berada di dalam bahtera.

Pengurapan Hikmat dan Keperkasaan

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu, 31 Mei 2020 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Ijinkan Allah ambil alih hidup kita, ikuti langkah dan kepemimpinan-Nya. Alami pengurapan Roh hikmat dan keperkasaan. Ijinkan kuasa Roh Kudus tercurah untuk setiap kita. Ibrani 12:22, pergi ke Sion, bukan Sinai. Ibrani 12:18, inilah gambaran Sinai. Lima puluh hari sesudah keluar dari Mesir (Pentakosta pertama) adalah ketika Musa menerima 2 loh batu pertama di gunung Sinai, berakhir dengan bangsa Israel justru menyembah patung. Hasilnya, 3000 orang tewas, Keluaran 32:28.

Kisah Para Rasul 2:41, inilah Pentakosta sejati, ketika rasul-rasul penuh dengan Roh Kudus, hidup mereka jadi kesaksian, 3000 orang diselamatkan di gunung Sion (Yerusalem). Begitu pula dengan kita yang kepenuhan Roh Kudus, bahasa kita menjadi berbeda, sudah diubahkan oleh Tuhan, sehingga orang-orang bisa melihat kita sebagai pengikut Kristus. Itulah sebabnya dituliskan jangan kembali ke Sinai. Semua merujuk ke arah Sion, Mikha 4:1-2, “... sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem.” Galatia 4, Hagar adalah gambaran Sinai, saat Abraham mencoba mewujudkan janji Allah dengan kekuatannya. Sedangkan Sarah gambaran gunung Sion, karena Abraham sudah tidak berdaya dan hanya mengandalkan Tuhan.

Ketaatan Adalah Kunci Mengalami Janji Tuhan

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 17 Mei 2020 Oleh Pdt. Toni Aris Santoso

Mazmur 119:57-60, “Inilah yang kuperoleh, bahwa aku memegang titah-titah-Mu. Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu. Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu. Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu. Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.

Apa yang menjadi bagian dalam hidup kita? Ada orang yang menjadikan harta sebagai bagian hidup, sehingga mengejar harta. Ada yang menjadikan pendidikan sebagai bagian dari hidupnya, belajar terus-menerus, mengejar gelar. Tidak ada yang salah. Tetapi Daud mengatakan "bagianku ialah Tuhan". Daud menjadikan perkenanan Tuhan sebagai bagian yang sempurna dalam hidupnya, melalui berpegang pada janji dan firman Tuhan.

Berpegang bukan hanya sekedar percaya. Daud membuktikan bahwa ia tidak sekedar mencintai Tuhan. Ia mengambil sikap ketaatan. Harta dan kepandaian hanya bersifat sementara. Tetapi saat mengejar Tuhan sebagai bagian dalam hidup kita, hasilnya tidak sia-sia.
Bagaimana bukti dari ketaatan?