Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 25 November 2018 - Oleh Pdt. Frans Z. Assa
Kejadian 3:21-24 –... [3:24] Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Rasul Paulus didorong oleh Roh Allah untuk menulis dalam surat Roma maupun 1 Korintus 10 bahwa semua yang sudah terjadi di masa lampau itu menjadi pelajaran bagi kita yang ada di akhir zaman. Adam dan Hawa tidak terhitung secara kronos, mereka aman, senang, menikmati yang ada di taman Eden. Karena satu pelanggaran yang fatal, mereka berdua diusir dari taman Eden. Matius 26:37-39. Empat ribu tahun kemudian, di taman Getsemani, Yesus berseru, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (ay. 39); karena Yesus melihat manusia yang tak berpengharapan memikul dosa sedang menuju ke penghukuman.
Hampir bersamaan dengan peristiwa ini menjelang kematian-Nya di kayu salib, Yesus ucapkan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). Saat itu Yesus terbayang penderitaan yang akan dialami, namun Ia taat lakukan rancangan Bapa, sekalipun Ia Anak. Yesus harus memberi dan membuka jalan bagi manusia, supaya manusia bisa kembali kepada Bapa. Kejadian 3:24, Ia masuk ke pintu yang sudah tertutup, di sana Ia disambar oleh dua kerubium, Yesus mati di Golgota. Ia telah buka jalan bagi kita.
Yesus bukan hanya jalan, tapi Ia adalah kebenaran. Kebenaran artinya sesuatu yang tidak bisa dibantah lagi dengan hukum apapun. Yesus ingin membenarkan kita supaya tidak diragukan lagi. Matius 27:27-31. Orang-orang menganyam mahkota duri dan mengenakan dengan paksa pada kepala Yesus, mereka mengolok dan menganiaya Dia. Itulah saat siapa yang percaya kepada-Nya alami pembenaran karena iman.
Yesus adalah hidup. Yohanes 19:17. Saat Yesus memikul salib ke Golgota, wajah-Nya tidak berbentuk wajah manusia lagi (Yesaya 52). Kolose 1:22. Melalui penderitaan tubuh jasmani Yesus sampai mati, kita diperdamaikan untuk menempatkan kita kudus, tidak bercela dan tidak bercacat yang Roma 5 mengatakan oleh iman kepada Yesus, kita dibenarkan dan kita hidup. Yesus selesaikan tugas: Dia jalan, Dia kebenaran, dan Dia hidup; lengkap! Dia sudah siapkan bagi kita.
Kenapa Yesus harus lalui semua ini? Sekalipun Dia harus menderita kehilangan nyawa-Nya, Dia lakukan karena Ia tidak mungkin menyangkal nama-Nya (2 Timotius 2:13). Nama-Nya: Yesus Juruselamat; juru artinya ahli, ahli untuk menyelamatkan. Ia selamatkan jiwa kita, rohani kita, perjalanan hidup, pergumulan, bisnis kita. Kenapa Yesus tidak menolak menderita sekalipun, rela tidak menyangkal nama-Nya?
Yesus pernah mengajar: kalau kamu berdoa (membangun hubungan dengan Tuhan) katakan datanglah kerajaan-Mu sebagaimana di sorga demikian di tempat ini. Prinsip ilahi: Kerajaan sorga tidak kacau, di sorga semua tersedia, tertata rapi, demikian dengan rumah, pekerjaan, pendidikan, keuangan saya. Yesaya 55:10,11. Yesaya menyandingkan hukum alam dengan hukum ilahi kalau hujan, air tidak akan kembali tapi membuat tanah subur dan tanaman menghasilkan buah, demikianlah firman yang keluar dari mulut Tuhan, ia tidak akan kembali dengan sia-sia tetapi akan melaksanakan apa yang Tuhan inginkan, akan berhasil dalam apa yang Tuhan suruhkan.
Tuhan punya rancangan atas setiap kita supaya kita alami, nikmati damai sejahtera. Imani firman yang disampaikan. Mazmur 107:20. Disuruhkannya firman-Nya dan disembuhkannya (rapha = to repair, direparasi, diperbaiki; to care = dirawat, diobati; be make whole = dijadikan utuh lagi). Yesaya 66:12,13 ketika Dia rawat kita, Tuhan tidak segan mengatakan Aku bagaikan ibu; kita dijadikan utuh.
Ketika Kerajaan Yehuda sedang kacau karena raja Ahas menyembah Baal dan dewa-dewa sehingga rakyat kacau dan menderita, Tuhan suruh kepada Yesaya untuk sampaikan Yesaya 55:1 - Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Haus bukan hanya bicara soal air, saat kita punya kebutuhan, kita ingin diobati oleh Tuhan, datanglah kepada Tuhan.
Amin.