Maria Magdalena - Hidup dengan Empati

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Ibadah Paskah, 21 April 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Markus 16:9 - Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan.

Berapa banyak kali orang berpikir Yesus menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena, pasti karena Maria Magdalena khusus pilihan Tuhan. Maria Magdalena bukan orang yang sempurna menurut ukuran manusia, darinya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Kalau Maria Magdalena dilawat Tuhan, kita juga dilawat oleh Tuhan kalau kita ijinkan Dia menjamah hidup kita.

Lukas 8:1-3.

Maria Magdalena adalah orang yang pernah dirasuk tujuh setan. Bicara tentang kerasukan setan itu juga bicara tentang penyakit. Sama seperti Zakheus, dalam hidupnya pernah ada roh tamak sehingga ia bekerja sebagai pemungut cukai yang tidak jujur. Yudas, dia cinta uang. "Kerasukan setan" tamak akan uang, gila kerja, gila kekuasaan.

Ketika Maria Magdalena dijamah oleh Tuhan, dia tidak jatuh miskin. Masa lalunya memang ia dedikasikan kepada roh jahat, supaya dia cantik, terima kekayaan, tapi ketika ia disembuhkan Tuhan, ia bersama perempuan-perempuan lainnya melayani Tuhan dengan kekayaan mereka. Mereka adalah orang yang diberkati. Yesus adalah pemilik jagad raya tapi dengan rendah hati Ia hidup dari ‘sumbangan’. Tuhan tidak butuh ‘sumbangan’ kita, tapi Ia menjadi miskin supaya orang-orang punya kesempatan menabur, menyokong pekerjaan Tuhan. Ketika Maria Magdalena dilawat Tuhan, ia hidup dengan empati, ia menopang pelayanan dengan apa yang ia miliki dan tetap ia kerjakan selama hidupnya.

26 April 2019

Written by Andrew M. Assa.

Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!"

Wahyu 7:10

Bergabunglah dalam pujian kehidupan bahwa keselamatan kita adalah bagi Allah semata, karena kita milik-Nya.

Roh Taurat atau Roh Kasih Karunia

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 7 April 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Tuhan ingin kita hidup dengan empati, hidup di dalam kasih, bagaimana kita bisa mengasihi Tuhan dan bagaimana kita bisa mengasihi sesama.

Ester 2:21-23. Ketika Mordekhai menjadi tawanan di kerajaan Persia dan Media waktu itu, ada orang yang berikhtiar untuk membunuh raja Ahasyweros yaitu Bigtan dan Teresh. Mordekhai tidak menganggap hal itu sebagai pembalasan dari Tuhan untuk raja, dia melaporkan kepada raja tentang hal ini. Akhirnya Bigtan dan Teresh dihukum, tapi hal ini tidak diapresiasi, dianggap lumrah. Ketika kita lakukan firman Allah, lakukan hal yang baik dan tidak dihargai, teruslah lakukan karena upah kita besar di sorga. Selama di bumi kita akan alami penyediaan dari sorga. Lakukan firman sebagai warga Kerajaan Sorga.

Yudas 1:22 - And of some have compassion, making a difference [KJV]. Tuhan ingin kita hidup dengan empati. Dunia ini adalah dunia yang mulai kehilangan belas kasihan. Roh kekerasan mulai melanda tapi firman Allah katakan miliki belas kasihan, buatlah satu perbedaan. Kita buat perbedaan bukan karena peraturan.

Roh Kudus Penolong di Masa yang Sukar

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore 14 April 2019 - Oleh Pdt. Rawuh Widodo

2 Timotius 3:1-5, di hari-hari terakhir manusia semakin egois, hanya mempedulikan diri sendiri. Manusia menjadi hamba uang. Manusia tidak tahu terima kasih, orang yang tidak tahu berterima kasih akan susah untuk bersyukur. Rasul Paulus mengatakan ini adalah masa yang sukar. Kondisi ini pernah dilihat oleh nabi Yesaya. Yesaya 60:2 - Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa. Masa yang sukar dalam bahasa aslinya menggunakan kata kalepos, yang artinya berbahaya. Matius 8:28, kata “berbahaya”, juga ditunjukkan saat menggambarkan orang gila di Gadara. Jika seseorang hidup di lingkungan yang berbahaya, perlu kewaspadaan.

Kesadaran akan Yesus, Komandan Kita

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 31 Maret 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Yesus adalah Panglima Besar, Komandan kita. Dalam dunia militer, ketika panglima sudah punya keputusan, anak buahnya akan taat pada keputusan itu. Berapa banyak kali kita punya kepercayaan Tuhan berkuasa, tapi hanya sekadar sampai pada sesuatu yang dipercayai dan tidak terhubung dengan Yesus, Komandan kita. Ketika Yesus menjadi Komandan hidup kita, biarlah kita berkata, “Saya mau taat!”

Mazmur 68:1-2 - ... Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Waktu Yesus berdoa di taman Getsemani, sepasukan prajurit Bait Allah datang mencari Yesus untuk menangkap-Nya. Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah (Yoh. 18:6). Ketika Allah bangkit, terseraklah musuh-musuh-Nya, tapi berapa banyak kali orang berpikir itu hanya sekadar firman. Ingat, firman adalah Allah sendiri, kuasa Allah. Amsal 4:20-22, ketika kita mengkonsumsi firman, kita mendapatkan kehidupan. Siapa yang menjadi ‘musuh-musuh’ kita? Permasalahan? Allah tidak pernah ciptakan manusia ada dalam permasalahan. Ketika manusia jatuh dalam dosa, dosa membuat manusia ada dalam permasalahan, tanah pun menjadi terkutuk, tapi ketika Yesus berdoa di taman Getsemani, keringat Yesus menjadi seperti tetesan darah yang menetes ke tanah, menebus tanah yang terkutuk. Ketika kita percaya Yesus, kita hidup sebagai orang yang telah ditebus, dan ketika Dia bangkit terseraklah musuh-musuh-Nya. Tapi apakah kita terhubung pada Yesus Komandan kita atau pada permasalahannya? Dua murid Yesus yaitu Yudas—terhubung dengan masalahnya dan coba menyelesaikan masalah dengan pengetahuan, dengan kekuatan, bahkan dengan firman yang dia tahu; dan Petrus—ketika ia sadar sudah bersalah, ia hanya mendekat kepada Yesus.