Disempurnakan di Bawah Urapan Kasih Karunia

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 24 Maret 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Kita sedang dipersiapkan menjadi mempelai surga. Allah mempersiapkan kita untuk perkara kekal, tapi Dia juga bertindak secara praktis dari hari ke hari. Firman Allah seperti proyeksi, akan terjadi di hari-hari depan kita. Dia tahu semua tentang kita. Matius 6:32-33, semua ‘dicari’ (epizeteo – dicari dengan ngotot) bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, tapi Tuhan berkata: “Carilah (zeteo – menyembah) dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” 2 Korintus 9:10</span></b><span lang="EN-US">, </span>menabur dengan iman, Allah yang menyediakan benih, memberi pertumbuhan dan melipatgandakan<span lang="EN-US">.

Kolose 2:9-10, “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia [And ye are complete in him- KJV]. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.” Yesus 100% Allah, juga 100% manusia, Dia Allah yang Mahakuasa ketika menjelma menjadi manusia, Dia tahu kondisi manusia. Dalam keterbatasan kita, ketika kita percaya, kita sempurna di dalam Dia. Tuhan tidak pernah salah menciptakan kita, bahkan memperhitungkan kelemahan-kelemahan kita. Yohanes 1:16, dari kepenuhan-Nya, kita sudah menerima kasih karunia digantikan kasih karunia lagi (charis anti charisto) sesuai dengan tingkat usia kita.

Di Bawah Urapan Kasih Karunia, Moda Menerima

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 17 Maret 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Ester 2:12 - Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: ...

Setiap calon ratu harus dirawat selama 12 bulan. Ketika ada di dalam aturannya Allah (firman-Nya yang kekal)—seringkali sepertinya mengkondisikan yang tidak enak buat daging— supaya bau harum Kristus makin meresap dalam hidup kita karena kita lebih meresponi firman. Ketika itu dijalani oleh para gadis calon ratu, khususnya Ester, Ester punya hak istimewa (ay. 13). Ketika dididik Mordekhai, Ester punya sukacita, tidak pernah protes dengan keadaannya (seorang tawanan dan yatim piatu).  Hasilnya ketika ia hendak menghadap raja, apa saja yang ia minta diberikan. Sekalipun Ester punya hak istimewa, ia tidak menghendaki apapun selain yang disarankan oleh Hegai (ay. 15). Kita punya hak istimewa untuk menghadap Raja segala raja, tapi bertanyalah pada Roh Kudus yang akan menuntun, memberitahu kehendak-Nya (Yoh. 14:26). Ketika Ester punya sikap saya mau menerima apapun, Ester menimbulkan kasih sayang setiap orang.

Kerajaan Allah seperti seorang tuan yang mencari pekerja-pekerjanya, bukan pekerja yang mencari tuannya. Matius 20:1-8. Ada lima kali tuan ini mencari/memanggil pekerja mulai jam 6 pagi, jam 9 pagi, jam 12 siang, jam 3 sore dan jam 5 sore. Kita termasuk pekerja-pekerja yang dipanggil jam 5 sore (akhir zaman, menjelang kedatangan Yesus kedua kali).

Bangga di Dalam Kehendak Hashem

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 3 Maret 2019 – Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Ester 2:12 - Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan.

Apakah kita bangga berada dalam kehendak Tuhan? Ketika di dalam kehendak Tuhan, sepertinya ada di dalam aturan seperti yang dialami Ester. Di zaman itu Ester sedang mengikuti “audisi” ratu Persia selama 12 bulan. Ketika sedang dipersiapkan untuk jadi mempelai Kristus, sepertinya kita tidak punya kehendak bebas, menjadi “kebun tertutup dan mata air termeterai” (Kid. 4:12). Sebetulnya saat seperti kebun tertutup dan mata air termeterai, kita alami kebebasan sejati. Namun, ketika benar-benar bebas tanpa ada aturan, itu sebenarnya adalah penjara.

Di Bawah Urapan Kasih Karunia

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 10 Maret 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Ibrani 8:10-12. Kalau Tuhan berkata,  “Sebab aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka,” kenapa kita ragu? Ibrani 10:17, Yeremia 31:31-34. Tuhan sudah ampuni dosa kita, bukan karena korban kita, tapi karena korban Yesus di kayu salib. Kuasa Tuhan lebih besar dari dosa kita. Kita harus lebih percaya kepada firman.

1 Samuel 8,ketika bangsa Israel minta seorang raja, mereka menolak kepemimpinan Tuhan. Mereka meminta sesuatu yang nyata. Tuhan tetap ingin menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat-Nya. Akhirnya  Samuel mengurapi Saul menjadi raja Israel. 1 Samuel 10:1 - Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak [a vial of oil – KJV], dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: “Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh disekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri. Hubungkan dengan Wahyu 16:1 - … and pour out the vials of the wrath of God upon the earth. Buli-buli (vial) artinya cawan. Cawan erat hubungannya dengan murka Allah. Saat Saul diurapi, Samuel membawa buli-buli atau cawan minyak. Saul sudah ada di bawah kepemimpinan Allah, tapi dia selalu seperti ada di bawah murka, sehingga dalam kehidupan Saul pesan yang keluar dari hidupnya selalu tentang kemarahan.

Mata Tuhan Tertuju Kepada Orang-orang Benar

Written by Lois.

Ringkasan kotbah Minggu Sore 24 Februari 2019 Oleh Pdt. Hessel Nathanael Mandey (Jakarta)

Mazmur 34:15 -Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;

Siapakah yang dimaksud orang-orang benar? Kisah Para Rasul 10:35, orang yang takut akan Tuhan dan mengamalkan firman Allah. Bukan sekedar mendengar, tetapi juga menyimpan dalam hati dan melakukan firman Allah. 2 Tawarikh 16:9, mata Tuhan menjelajah seluruh bumi. Tidak ada blankspot, Allah melihat semuanya. Tapi untuk orang yang bersungguh hati, ada pengawasan khusus.

Untuk apa pengawasan khusus itu? Mazmur 33:18-19, tujuan pertamanya adalah melepaskan dari maut. Kematian tidak dapat menyentuh orang percaya. Sebab itu, saat kita hendak bepergian, kita perlu berdoa, agar mata Tuhan tertuju pada kita. Tujuan selanjutnya, ada jaminan Tuhan memelihara orang benar dari bahaya kelaparan. Wahyu 6:5-6, kuda hitam melambangkan kematian. Akan ada waktunya terjadi kelaparan besar. Tetapi Alkitab katakan “secupak gandum sedinar”, begitu mahal harga makanan. Bagi orang-orang percaya, mendapat jaminan “jangan rusakkan minyak dan anggur”. Ini bicara tentang anak-anak Tuhan yang percaya penuh dengan Roh Kudus, mendapat jaminan, Tuhan sanggup mencukupkan.</span></p> <hr id="system-readmore" />

1 Raja-Raja 17:11-14, janda Sarfat ini hanya punya sedikit tepung dan minyak, saat Elia meminta roti. Tetapi firman Tuhan katakan tepung dan minyak itu tidak habis. Janda Sarfat ini percaya dengan perkataan Elia, padahal awalnya dia tidak tahu tentang Elia. Dia lakukan apa yang firman katakan. Sehingga janda Sarfat ini mendapat mukjizat, tidak kekurangan sampai masa kelaparan itu berlalu.

1 Petrus 3:12, Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong. Telinga Allah mendengar permohonan mereka minta tolong. Allah mendengar doa orang benar. Orang benar adalah orang yang patuh pada firman Allah. Pendengaran Allah tidak kurang tajam, tetapi dosalah yang menjauhkan kita dari Allah. Seperti kisah Hana, istri pertama Elkana, yang belum memiliki anak. Ia merasa tertindas karena diejek istri kedua Elkana, Penina. Hana hanya bisa lari ke kaki Tuhan, berdoa dalam bait Allah berhari-hari. Tuhan mengerti bahasa air mata, Tuhan mengerti doa yang Hana naikkan meskipun bukan dengan kata-kata. Doa Hana pun terjawab.

Ulangan 11:1, 8, ini adalah pesan dari Musa kepada bangsa Israel sebelum menduduki tanah Kanaan. Bilangan 13:27-28, saat Musa menyuruh pengintai melihat tanah Kanaan, 10 pengintai merasa tidak yakin karena penduduk disana orang-orangnya seperti raksasa. Namun, Musa tidak melatih mereka strategi berperang. Musa mengatakan, bangsa Israel harus mengasihi Tuhan Allah, dan melakukan kewajiban-kewajiban sesuai dengan ketetapan dan peraturan-Nya. Bukan mengandalkan kekuatan fisik, tetapi mengandalkan kekuatan Allah. Berpegang pada firman Allah, tidak hanya memberikan kekuatan secara rohani, tetapi juga secara fisik. 1 Timotius 4:8, beribadah juga berguna untuk fisik. Jangan tinggalkan ibadah.

Ulangan 11:9, supaya lanjut umurmu. Patuh pada firman Allah, rajin beribadah, maka kita akan panjang umur. Keluaran 19:5, kalau kita berpegang dan hidup menurut firman Allah, maka kita menjadi harta kesayangannya Allah. Saat kita tunduk pada firman, maka kita akan punya keberanian untuk menghampiri Allah.

Hosea 11:1-3, tangan Allah sebagai Bapa yang mengasihi anak-Nya, selalu berada di dekat anak-Nya yang belajar berjalan. Sehingga saat oleng, tidak sampai terjatuh. Inilah gambaran kasih Allah pada bangsa Israel. Tangan Allah yang kuat, membawa Israel keluar dari Mesir. Tangan Allah begitu mengasihi dan menjaga. Namun, mereka menjauh, bahkan mereka menolak Yesus. Dengan penolakan itu, kita yang bukan bangsa pilihan, ikut menikmati karya keselamatan Allah untuk manusia.

1 Petrus 5:6, “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.” Kalau kita mau merendahkan diri di bawah “tangan” Tuhan, maka tangan itu akan menjadi kekuatan, memberikan kekuasaan, dan menjaga kita. Menjauhkan kita dari mara bahaya. Tangan itu juga memberikan kita keyakinan jaminan dari Tuhan. Namun, untuk orang yang angkuh, tangan yang kuat itu akan memberikan rasa takut, perlawanan, murka, dan siap memberi hukuman.

Amin.